MetroKapuas.Com,Sintang, Kalbar – Jalan ke Kecamatan Serawai dari Simpang Medang, jalur Nanga Mau, Nanga Tebidah hingga Kecamatan Serawai tidak kunjung selesai hingga saat ini.
Diketahui status jalan dari Simpang Medang-Nanga Mau-Nanga Tebidah sampai Nanga Serawai sepanjang ± 160 KM adalah jalan Propinsi Kalimantan Barat.
Zulkarnain anggota DPRD Kabupaten Sintang mengatakan bahwa, pemeliharaan serta peningkatan jalan dan jembatan menjadi tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
“Hingga saat ini tahun 2022 belum juga selesai sehingga masyarakat dari dan akan ke Serawai masih bergantung dengan moda transportasi sungai. Sementara jika menggunakan transportasi darat lebih aman memakai kendaraan gardan ganda, pasalnya jalan tersebut belum beraspal,” kata Zulkarnain.
Dikatakannya saat musim penghujan jalan provinsi tersebut sangat licin dan berlumpur. Namun lebih aman jika melalui Kabupaten Melawi menyeberang popai di Kecamatan Ella Hilir.
“Namun lebih praktis lagi dari Kabupaten Sintang menuju Kabupaten Melawi, kemudian menggunakan moda transportasi sungai yaitu speed boat,” Ungkapnya.
Untuk itu Legislator dari fraksi Hanura ini setelah beberapa kali bertemu dengan para masyarakat Serawai dan Ambalau bahwa terealisasinya pembangunan jalan provinsi melalui Simpang Medang hingga ke Serawai sangat dirindukan masyarakat di sana.
“Namun demikian saat ini dari keterbatasan dana pemerintah akibat pandemi Covid-19 yang baru saja memasuki masa endemi, tentu saja kita maklumi adanya beberapa penundaan rencana pembangunan,” beber anggota DPRD kabupaten Sintang dari dapil Serawai dan Ambalau tersebut.
Secara khusus anggota legislatif ini meminta kepada pihak DPRD Provinsi dan Gubernur Kalbar untuk memperhatikan jalan Simpang Medang hingga Serawai.
“Walaupun tidak dipungkiri biarpun spot-spot dari mulai tahun-tahun yang lalu sudah di mulai pembangunan jalan tersebut. Akan tetapi kedepannya bisa lebih diprioritaskan oleh Pemprov Kalbar,” tukasnya.
Mengingat biaya yang cukup tinggi jika harus menggunakan moda transportasi sungai. Ditambah lagi harus BBM naik sehingga biaya juga semakin mahal.
“Saya yakin jika transportasi lancar maka kehidupan ekonomi masyarakat juga ikut bertumbuh,”imbuhnya.
Semua yang menjadi arpirasi masyarakat saat Reses menjadi masukan bagi wakil rakyat di DPRD Kabupaten Sintang untuk disampaikan saat rapat di DPRD untuk dibahas dan disampaikan kepada Pemkab Sintang.
“Bersyukur dengan berkunjung langsung ke tengah masyarakat bisa langsung mendengar, menyerap aspirasi dari masyarakat,” pungkasnya.